Implementasi Terapi Oksigen Pada Pasien Tuberculosis Paru Dengan Gangguan Pertukaran Gas Di Rumah Sakit Umum Daerah Andi Makkasau Kota Parepare

Dewi Dewi, Yenny Djeny Randa, Petrus Taliabo

Sari


Latar belakang: Tuberkulosis paru masih menjadi masalah kesehatan global, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Salah satu komplikasi yang sering terjadi adalah gangguan pertukaran gas yang ditandai hipoksemia akibat kerusakan jaringan paru. Terapi oksigen menjadi intervensi utama untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah dan mencegah komplikasi lanjutan. Tujuan: Mendeskripsikan implementasi terapi oksigen pada pasien tuberkulosis paru dengan gangguan pertukaran gas di RSUD Andi Makkasau Kota Parepare. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif studi kasus pada dua pasien tuberkulosis paru dengan gangguan pertukaran gas. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi asuhan keperawatan. Hasil: Implementasi terapi oksigen secara tepat meningkatkan saturasi oksigen, menurunkan sesak napas, dan memperbaiki status pernapasan. Intervensi meliputi observasi aliran oksigen, menjaga kepatenan jalan napas, edukasi pasien dan keluarga, serta kolaborasi penentuan dosis oksigen. Kesimpulan: Terapi oksigen efektif menangani gangguan pertukaran gas pada pasien tuberkulosis paru. Peran aktif perawat dalam pengkajian, pelaksanaan, dan evaluasi terapi sangat penting. Saran: Terapi oksigen harus disesuaikan dengan kebutuhan individu, dan perawat diharapkan memberikan asuhan secara holistik dan berkelanjutan.

Kata kunci: Terapi oksigen, tuberkulosis paru, gangguan pertukaran gas, keperawatan, RSUD Andi Makkasau

ABSTRACT

Background: Pulmonary tuberculosis remains a global health issue, particularly in developing countries such as Indonesia. One common complication in pulmonary tuberculosis patients is impaired gas exchange, characterized by hypoxemia due to lung tissue damage. Oxygen therapy is a primary intervention aimed at increasing blood oxygen levels and preventing further complications. Objective: To describe the implementation of oxygen therapy in patients with pulmonary tuberculosis and impaired gas exchange at Andi Makkasau Regional General Hospital, Parepare City. Method: This research used a descriptive case study method involving two patients diagnosed with pulmonary tuberculosis and impaired gas exchange. Data were collected through direct observation, interviews, and nursing documentation. Results: Proper implementation of oxygen therapy improved oxygen saturation, reduced shortness of breath, and enhanced respiratory status. Interventions included monitoring oxygen flow, maintaining airway patency, providing education to patients and families, and collaborating in determining oxygen dosage. Conclusion: Oxygen therapy is effective in managing impaired gas exchange in pulmonary tuberculosis patients. The active role of nurses in assessment, implementation, and evaluation is essential to support recovery and improve patients’ quality of life. Suggestion: Oxygen therapy should be administered according to individual patient needs, and nurses are expected to provide holistic and continuous nursing care.

 Keywords: Oxygen therapy, pulmonary tuberculosis, impaired gas exchange, nursing care, Andi Makkasau Hospital.


Kata Kunci


Terapi oksigen, tuberkulosis paru, gangguan pertukaran gas, keperawatan, RSUD Andi Makkasau

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Assyakurrohim, D., Ikhram, D., Sirodj, R. A., & Afgani, M. W. (2022). Metode Studi Kasus dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal Pendidikan Sains Dan Komputer, 3(1), 1–9.

Brodie, D., & Slutsky, A. S. (2020). Noninvasive respiratory support following extubation in critically ill adults: A systematic review and network meta-analysis. Journal of the American Medical Association, 323(12), 1176-1185.

Carpenito-Moyet, L. J. (2020). Keperawatan Diagnosis Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Klinis. Indonesia: Wolters KWolters Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins.

Gainau, P. C., Bintari, W. C., Putri, I. S., & Sembiring, G. (2023). Etika Penelitian Multidisiplin: Kajian Teori dan Praktik.

Gulati, A., & Arora, R. (2021). Terapi Oksigen dalam Praktik Klinis.

Hadinata, Dian & Abdillah, A. J. (2021). Metodologi Keperawatan. Paper

Knowledge . Toward a Media History of Documents, 3(April), 49–58.

Hardani, S.Pd., M.Si., et al. (2020). Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.

Ida, I. (2020). Patofisiologi Tuberkulosis: Peran Fagosit dan Akumulasi Eksudat pada Jaringan Paru. Jurnal Kesehatan Paru, 8(1), 45–50.

Indonesia., K. K. R. (2020). Pedoman Nasional Pengobatan Tuberkulosis Paru.

Indonesia., K. K. R. (2020). Pedoman Teknis Pelayanan Terapi Oksigen.

Indonesia., K. K. R. (2021). Laporan Sistem Informasi Tuberkulosis (LSTB) 2021

.

Leniwita , H., & Anggraini, Y. (2020). Dokumentasi Keperawatan. Universitas Kristen Indonesia .

Murray, J. F., & Nadel, J. A. (2021). Murray & Nadel’s Textbook of Respiratory Medicine (7th ed.).

Nengsih, D., Santoso, H., & Pramudito, A. (2023). Penerapan Pemeriksaan Sputum BTA pada Fase Akhir(2023). Penerapan Pemeriksaan Sputum BTA pada Fase Akhir Pengobatan Intensif TB Paru. Jurnal Tuberkulosis Dan Paru,15(2).

Notoatmodjo. (2018). Anatomi dan Fisiologi Manusia. Salemba Medika.

Palele Beatris, N. (2022). Evaluasi Hasil Pengobatan pada Pasien Tuberkulosis Paru Resisten Obat: Analisis Pemantauan Klinis dan Berat Badan. Tesis Program Studi Keperawatan.

PPNI, S. D. (n.d.). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat Persatuan PerDewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI).

PPNI, T. P. S. D. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1.

Sahir, S. H. (2022). Metodologi Penelitian.

Sedarmayanti & Hidayat, S. (2011). Metodologi Penelitian (Cetakan ke-2).

Sharma, S., & Singh, A. (2020). pper Airway Obstruction.

Smith, J., dan Brown, A. (2023). Patofisiologi Paru dan Gangguan Pertukaran Gas : Mekanisme dan Implikasi Klinis . Jurnal Kedokteran Pernapasan ,18(2).

Sudrajat, A., & Fitria, E. (2020). Etiologi dan Faktor Risiko Tuberkulosis Paru: Tinjauan Epidemiologi di Indonesia. Urnal Kesehatan Masyarakat Indonesia,14(2), 78–85.

Tomastola, A., Siregar, H., & Rahmawati, D. (2022). Dampak Akumulasi Bakteri TB pada Kerusakan Parenkim Paru dan Manifestasi Hemoptosis pada Pasien Tuberkulosis Paru. Jurnal Penyakit Paru Indonesia, 9(1), 34–40.

Tommasini, D. (2020). Faktor Penyebab Gangguan Pertukaran Gas. Jurnal Kedokteran Klinis Pernapasan,25(4).

Weiss, C. (2022). Gangguan Pertukaran Gas Paru : Patofisiologi dan Implikasi Klinis .

WHO. (2023). Laporan Tuberkulosis Global 2023.

Widiana, I. W., Gading, I. K., Tegeh, I. M., & Antara, P. A. (2023). Validasi Penyusunan Instrumen Penelitian Pendidikan.


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.